|
Pulau Gili Labak tampak dari kejauhan |
|
Pesisir pantai Pulau Gili Labak |
Ini bukan di Lombok. Gili Labak adalah pulau kecil di kawasan Pulau Madura, tepatnya berada di Kecamatan Talang, Sumenep. Pulau ini seluas 5 hektar. Untuk mengelilingi pulau melalui pesisir pantai menghabiskan waktu 15 hingga 30 menit dengan berjalan kaki.
Kami berangkat dari Surabaya dengan menggunakan kendaraan pribadi. Butuh waktu 4 jam untuk sampai di Sumenep. Sholat Subuh kita laksanakan di Masjid Jami' Sumenep. Kami menyempatkan diri untuk sarapan, lalu melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Kalianget, Sumenep. Tak perlu ragu untuk berinteraksi dengan warga sekitar. Kami menaiki perahu, yang dinahkodai Pak Sahari, yang sangat ramah. Pak Sahari, salah satu orang asli Madura yang kami kenal dan ternyata orang-orang Madura tak segarang yang kami bayangkan karena banyak cerita kalau masyarakat Madura kebanyak yang berwatak keras dan garang. Namun pemikiran kami salah, banyak orang - orang madura yang kami kenal adalah orang yang baik dan ramah. Contohnya seperti nahkoda perahu kami Pak Sahari, sebelum berangkat menyeberangi lautan, beliau sempat menawarkan untuk singgah sebentar dirumahnya dan menyuguhi kami makanan. Tak hanya itu, selama perjalanan menyeberang laut menuju Gili Labak beliau juga banyak bercerita tentang kehidupanya dan tentang pulau madura yang mulai banyak dikenal para backpacker atau traveller.
|
Waktu di tengah laut, perjalanan menuju Gili Labak |
Setelah kurang lebih 2 jam-an mengarungi lautan dengan ombak yang tak terlalu tinggi, tibalah kami di Pulau Gili Labak. Gradasi warna pantai nan indah serta keindahan bawah lautnya bisa kita lihat dan nikmati saat kami masih berada di atas perahu.
|
Sebuah kanau di tepi pantai |
|
melompat gembira di pantai Pulau Gili Labak yang bening |
|
Foto bersama di batang-batang kayu yang tampak indah berserakan di pantai |
|
Sedikit rintangan saat mengelilingi Pulau Gili Labak |
Surga untuk pecinta laut
Ramahnya Warga Gili Labak
Gili Labak, meski memiliki jumlah penduduk yang sedikit dan tak ada fasilitas pendidikan, kesehatan, bahkan listrik sekalipun mereka tetap bisa survive. Hidup jauh dari peradaban kota tak membuat warga di pulau ini menutup diri, mereka bahkan mau menerima orang dari luar pulau bahkan luar kota yang datang ke tempat mereka untuk liburan menikmati keindahan pulau Gili Labak dan untuk penelitian. Warga di Gili Labak membuka lebar untuk siapa saja yang ingin tau dan belajar untuk mengenal tempat ini, mereka bahkan menyediakan tempat untuk istirahat dan tak ragu untuk bersama-sama menikmati ikan hasil tangkapan nelayan warga sekitar. Keramahan yang mereka miliki dapat membuat setiap pengununjung nyaman untuk berlama-lama tinggal di pulau ini.
|
Si Indah bersama bapak-bapak nelayan Gili Labak |
|
Indah bersama ibu (Warga Gili Labak) |
Keunikan desa di Gili Labak
Tak hanya memiliki keindahan alam dan keramahan warganya, di sini juga ada yang unik. Memang dipulau ini belum ada fasilitas layaknya tempat wisata, Tempat Sekolah, Puskesmas tapi uniknya di pulau ini setiap rumah memilik satu surau di halaman rumah. Yang kami ketahui memang masyarakat madura kental dengan budaya dan ke islamanya. Jika kalian sering mengunjungi Madura, pasti sering kita jumpai masjid-masjid atau mushollah.
Salah satu Mahakarya Indonesia adalah Keramahan, Keregiliusan dan Keindahan Warga Gili Labak.
Wawwww... jadi pengin berkunjung ke Gili Labak. Indaaah banget. Deket nih dari Surabaya.
BalasHapusSalam kenal ya
Salam kenal balik kaka :D
Hapusyukkk ah monggo ke sana kaka, kalo waktu pas bisa nih kita barengan kesana ^_^
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskak, untuk sewa perahunya bagaimana ya ?
BalasHapusKalau saya sih biasa nya lgsg hubungi bapak perahunya 1 minggu sblmnya, karena emng sdh kenal dan biasa nya kalo sewa perahu di beliau kalau berangkatin temen2 yang pengen di antar ke gili labak :)
Hapussdkt info aja, biasanya biaya sewa perahu skitar 700-900rb trgntung dr besar kecil perahunya, dan itu start dr pelabuhan kalianget.
atau bisa langsung sewa perahu di lokasi saat itu juga tnpt harus booking di hari2 sblmnya.
tp mungkin agk sdkt sulit kalo musim hujan, bisa bisa mereka nggk mau brgktin penumpang karena ombak besar. bahkan ada yang seminggu sblmnya booking perahu, tp pas hari H di batalin karena ombak tinggi.